Rabu, 26 Mei 2010

Jurus Bikin Awet Ban

Ban motor cepat rusak karena dua hal. Pertama, karena ulah penjahat menyebar "ranjau" berupa paku atau benda tajam lainnya, yang marak belakangan ini. Kedua, karena kecerobohan pemilik kendaraan. Kecerobohan tersebut di antaranya cara berkendara yang "jorok", seperti sering menghajar lubang atau menabrak benda keras. Kemudian, mereka tidak memerhatikan kondisi komponen yang berkaitan dengan ban. Misalnya, membiarkan tekanan angin kurang atau sering membawa beban yang berlebihan.

Dorari, spesialis OEM Tire PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC, memberikan beberapa contoh kerusakan pada ban, disertai penyebabnya.

Pertama, ban sobek, akibat kurang tekanan angin, lantas menghajar lubang atau menyeret benda tajam (ranjau) cukup jauh. Jika pakai ban dalam, sobek kecil tidak akan membuat ban kempis.

Kedua, ban benjol. Ini menandakan bahwa benang konstruksi di dinding putus. "Biasanya (karena) bagian samping membentur trotoar. "Kalau benjol di tengah, itu lantaran kondisi suspensi mati sehingga ban seperti dibiarkan menahan beban berat kendaraan plus pengendara dan penumpang," ungkap Dorari.

Ketiga, kembang ban termakan sebelah. Penyebabnya terdiri dari beberapa kemungkinan, seperti kondisi velg yang sudah tidak balance. Kalau menggunakan jari-jari, Dorari menyarankan agar bagian itu disetel ulang. Kemungkinan lain, volume shock sudah tidak seimbang. Dampaknya, "Kerja suspensi pun jadi tidak sama," sebut Udin, Kepala Mekanik Clara Motor, dealer Honda.

Faktor penyebab lain, bushing swing arm sudah aus sehingga posisi roda oblak dan bikin ban tidak rata ketika menapak di permukaan jalan.

Keempat, retak-retak karena terlalu lama disimpan sehingga membuat elastisitasnya berkurang. Lihat kode produksi ban yang terdiri dari 4 angka. Dua angka awal pertanda minggu produksi (bisa minggu pertama, kedua, dan seterusnya), sedangkan dua angka di belakang menandakan tahun produksi.

Dalam artikel lain yang saya baca juga dijelaskan

Usia pemakaian ban sepeda motor bisa diperpanjang bila ban bisa dijaga dan diperlakukan dengan benar. Adapun usia penggunaan secara maksimal adalah 1,5 tahun. Kelayakan pemakaiannya bisa dilihat dari alur dan diindikasikan dengan melihat batas tread wear indication atau TWI yang tertulis di sisi ban.

Mahar Marjono dan Dasori dari produsen ban di Indonesia menjelaskan penyebab kerusakan ban dan hal yang pantas diperhatikan oleh pemilik motor agar tetap menjaganya.

Mahar Marjono, Promotion Section Head PT Suryaraya Rubberindo Industries. memberi beberapa contoh perlakuan yang bisa memperpendek usia pakai ban. Pertama, tekanan angin tidak sesuai rekomendasi. Tekanan tidak pas, katanya, bakal memengaruhi kestabilan gerak motor. "Sebaiknya, tekanan diperiksa setiap 3 hari sekali," pesannya.

Kedua, kondisi peredam kejut. Periksa apakah di bagian ini ada kebocoran atau sudah lemah karena jika iya maka hal itu akan mengganggu keseimbangan tekanan bodi. Akibatnya, bodi motor jadi miring dan berat kendaraan bertumpu pada roda yang peredam kejutnya lemah sehingga ban tersebut cepat aus.

Bagi pengguna velg jari-jari, Anda disarankan untuk menggunakan rim tape. Fungsinya, melindungi ban dalam dari tusukan jari-jari.

Ketiga, Dasori, spesialis ban PT Gadjah Tunggal, menyarankan agar jangan terlalu sering menggunakan standar samping. Selain membuat ban sebelah kiri jadi tumpuan, perlakuan itu juga bikin peredam kejut kiri cepat rusak.

Keempat, pesan Mahar, jangan memarkir motor pada lokasi panas langsung. Karena material dasar ban, sinar ultraviolet yang langsung mengenai ban bisa mempercepat kekerasan ban. Akibatnya, ban jadi mudah getas.

Kelima, hindarkan ban dari kemungkinan terkontaminasi cairan kimia yang merusak, seperti oli dan bensin. Bila terkena, maka cepat bersihkan dengan air.

Mudah2an dengan informasi ini bisa membuat ban motor kita tahan lama. Semoga bermanfaat...

Sumber dari Sini
__________________
smart ride smart biker smart boncengers
YM isech_engla
Reply With Quote

Tidak ada komentar:

Posting Komentar